Ibu Rumah Tangga yang Kutemui, Sosok Pahlawan yang Sangat Berjasa bagi Keluarganya

Sop Keong andalan ibunya ^_^
10 November 2021 diperingati sebagai Hari Pahlawan. Pahlawan yang sangat berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Di era sekarang ini, banyak sekali sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidup kita, dari lingkungan terdekat yaitu orang tua dan keluarga.

Aku jadi teringat sosok seorang ibu yang aku temui dua hari yang lalu ketika sedang tugas luar. Saat itu selesai kegiatan kami disuruh singgah di rumah ketua kelompok tani, kebetulan ketuanya juga berprofesi sebagai guru Matematika yang saat itu sedang mengajar di sekolah. Dan kami disuruh menunggu karena mendekati jam istirahat.


Rumah beliau layaknya rumah di desa pada umumnya, berbentuk limasan dengan halaman yang luas. Di sekitar pagar ditanami pohon mangga, jambu air dan belimbing menambah sejuk halaman saat siang hari. Saat masuk ruang tamu, aku bisa merasakan kehangatan rumah itu, tertata apik dan rapi dengan hiasan disudut berwarna coklat senada dengan warna rumah. Di meja telah tersedia suguhan air putih kemasan dan makanan ringan.

Dari dalam rumah keluar seorang ibu dengan ramah menyambut kami, beliau adalah istri dari ketua kelompok tani. Disusul anak perempuannya menyuguhkan buah-buahan terdiri dari kelengkeng, jeruk, pisang dan mangga. Paket komplit. Lama kami ngobrol ngalor ngidul. Dan tibalah beliau menawari kami makan siang. Menunya bukan sembarangan, Sop Keong yang menjadi menu andalan ibunya, awalnya aku agak ragu, setelah dicicipi rasanya maknyus banget.

Dari awal melihat ibu itu, aku penasaran sekali. Apalagi ketika sebelahan sama anak gadisnya, seperti kakak adik. Beliau tingginya sekitar 165 cm. Mengenakan gamis dengan jilbab terusan panjang, senyum selalu menghiasi wajahnya membuat kecantikan alaminya semakin terpancar. Akupun memberanikan diri menanyakan umur beliau. Bak gayung menyambut, beliau menjawab banyak rasa penasaranku dengan menceritakan tentang keluarganya.

Semakin banyak beliau bercerita, kekagumanku semakin besar padanya. Beliau bercerita dengan kerendahan hatinya tapi terpancar rasa bangga dalam dirinya. Can u imagine that ??

Beliau yang sampai saat ini namanya bahkan aku belum tahu, sekarang berumur 42 tahun. Menikah diusia muda dengan seorang guru matematika. Sekarang mempunyai 3 (tiga) orang anak, yang pertama berumur 22 tahun baru lulus kuliah mengambil jurusan yang sama dengan bapaknya yaitu matematika. Anak kedua saat lulus SMA mendaftar di Kepolisian, langsung diterima dan sekarang sedang melanjutkan studi sarjana mengambil jurusan Psikologi. Jarak umur anak pertama dan kedua hanya selisih 1 tahun lebih. Anak ketiga masih kelas 4 SD.

Beliau menceritakan suaminya sering mengundang teman-temannya datang ke rumah dan mencicipi masakan andalan istrinya yaitu sop keong dan soto. Aku bisa membayangkan betapa bangganya suaminya mempunyai istri seperti beliau. Terakhir kemarin temen-temen suaminya di Magister Matematika datang reuni di rumah.

Ketika aku menyanjung beliau, dengan tersipu malu beliau mengatakan “ Kulo meng ibu rumah tangga mbak”. Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia “ Saya hanya ibu rumah tangga mbak”.  Dari jawabannya, tidak ada perasaan minder atau malu, yang ada rasa puas dan bangga, tetap dengan kerendahan hatinya.

Yang menjadi point kekaguman saya antara lain :

-     -  Beliau menikah diusia yang sangat muda tetapi bisa sukses mendampingi suaminya dan anak-anaknya mengejar cita-cita. Suaminya bisa sampai Magister, bahkan menjadi panutan di desanya. Ketika kami bertamu, ada warga yang akan minta petunjuk pada suaminya.

-     -  Dari segi spiritual, beliau berdua sudah berhaji. Kalau dianalisa dari ceritanya, beliau mempunyai anak ketiga sudah berhaji. Jika anaknya sekarang berumur 10 tahun, berarti beliau berhaji diumur  sebelum 32 tahun. MasyaAllah, padahal kebutuhan anak pasti sedang banyak-banyaknya dan yang bekerja hanya suaminya. Dari sini aku bisa belajar, kalau rejeki tidak hanya dari gaji dan segala niat baik pasti akan ada jalannya.

-   -  Kedekatan dan kehangatan dengan anak-anak seperti teman, aku melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pola komunikasi ibu dan anaknya terlihat dekat dan hangat sekali, sering melempar senyum satu sama lain. Dan anaknya, walapun ‘kids jaman now’ tp bahasanya santun dan memakai bahasa jowo alus. Si adik bungsu ketika pulang sekolah dan lapar, tidak sampai merengek dan menunggu dengan sabar kakaknya menyuapi. Dan kakaknya walaupun sudah remaja mau menyuapi adiknya dengan telaten.

-      - Tanpa melupakan kewajibannya, beliau padai merawat diri. Ketika temanku iseng bertanya kenapa nggak buka warung aja, beliau menjawab klo saya buka warung nanti bapak dan anak-anak nggak ke urus. MasyaAllah, dalam pengambilan keputusan pun pertimbangan beliau tetap keluarga menjadi priooritas utama dan pertama.

Kenapa saya angkat cerita ini. Karena saya sangat kagum pada beliau yang masih sangat muda tetapi bisa sukses mengurus rumah tangga. Tidak ada rasa minder dan terbebani dengan tugas dan tanggung jawab yang banyak, justru beliau sangat menikmati dan saya berfikir untuk menuangkan dalam bentuk tulisan agar tidak hilang dalam ingatan sehingga bisa saya kenang ketika membaca ulang dan semoga bisa menginspirasi para perempuan, istri ataupun ibu lain diluar sana. Mau menjadi ibu rumah tangga atau bekerja itu semua adalah pilihan masing-masing. Yang pasti semua istri dan ibu menginginkan yang terbaik untuk keluarganya.

 

NB : Nama dan lokasi saya samarkan, jadi tidak ada unsur mengumbar identitas. Tulisan ini dibuat semata untuk bisa menginspirasi diri sendiri dan perempuan lain di luar sana.

 

With love,

Dian handari

Buat Kamu Yang Masih Suka Galau dan Overthinking. Baca ini yukk....


Dua hari yang lalu, saat sedang asik berselancar di youtube sambil mendengarkan musik akustik, tanpa sengaja mata ini tertuju pada video tauziah Ustad Felix Siauw dengan judul “Agar Tenang Jiwamu”.  Video ini berdurasi 23:26 menit. Yang jadi penasaran, kenapa video ini tiba-tiba muncul di beranda padahal sudah agak lama tidak mendengarkan tauziah beliau.

Menjawab rasa penasaranku, akhirnya kubuka video tersebut. MasyaAllah ini video yang bisa menjawab masalah kawula muda zaman sekarang. Kebanyakan anak muda zaman sekarang terjangkit penyakit yang penyebab dan obatnya susah ditemukan, yaitu penyakit galau, overthingking, dan kecemasan berlebih.

Dalam videonya Ustadz Felix Siauw menjelaskan bahwa kebanyakan kegalauan disebabkan karena manusia seringkali mencampuri urusannya Allah.  Seharusnya tugas manusia adalah mengerjakan bagiannya dengan memaksimalkan ikhtiar dan menyerahkan hasil akhir pada Allah. Dengan bahasa yang mudah dipahami, beliau menjelaskan melalui perumpamaan memanah.

Jadi ibaratnya memanah, terbagi menjadi dua bagian yaitu urusannya manusia dan urusannya Allah. Mencari panah dan busur terbaik, memasang vanes yang paling bagus, mempelajari cara menarik dan berdiri, mempelajari teknik-teknik memanah sampai cara memegang panah, itu menjadi urusan kita sebagai manusia harus berusaha yang terbaik. Tetapi ketika kita melepaskan panah maka itu sudah menjadi takdirnya Allah.

Maka ketika kita berhasil memanah dan tepat ke sasaran, yang wajib dipuji itu Allah dengan mengucap “Alhamdulillah”. Namun kalau tidak tepat jangan menghina atau mengejek pemanah ataupun mengeluh, tetapi ucapkan “Alhamdulillah ala kulli hal” artinya Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.

Masih terkait kajian Ustadz Felix Siauw, sebagai manusia biasa terkadang kita susah membedakan mana yang menjadi urusan kita dan mana bagiannya Allah. Sehingga beliau menyarankan untuk banyak-banyak berdoa seperti yang dilakukan para ahli ilmu. Doanya sebagai berikut :

“ Ya Allah... aku mohon beri aku kekuatan untuk mampu mengubah apa yang bisa aku ubah. Dan berikan aku kesabaran untuk bisa bersabar atas perkara yang tidak bisa aku ubah. Dan berikan aku kebijaksanaan untuk bisa membedakan keduanya. Aamiin”.

 

Sekian rangkuman ini aku tulis, maaf klo ada kesalahan kata ^_^