Foto bersama sebelum gerakan pengendalian OPT dimulai |
Pasti banyak yang bertanya – tanya, apa sih Gerakan Pengendalian OPT Padi itu ??
Jadi Gerakan Pengendalian OPT Padi
adalah suatu kegiatan untuk mengamankan pertanaman padi dari gangguang serangan
OPT.
OPT sendiri kepanjangan dari
Organisme Pengganggu Tumbuhan yang terdiri dari hama dan penyakit (semoga
kapan2 bisa bikin tulisan tentang OPT sendiri).
Pengendalian OPT dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
1. Pengendalian secara pre-emtif : pengendalian dilakukan sejak
sebelum tanam, bisa dengan pengolahan lahannya atau perlakuan benih dengan
perendaman, dsb.
2. Pengendalian secara responsif : pengendalian ini dilakukan dipertanaman
apabila masih terjadi serangan OPT.
Menurut Petunjuk Teknis yang disusun oleh BPTPHP Provinsi Jawa
Tengah, tujuan dari gerakan pengendalian adalah :
1.
Memberdayakan dan meningkatkan kepedulian masyarakat tani akan pentingnya
pengendalian OPT melalui gerakan pengendalian.
2.
Memotivasi masyarakat untuk ikut aktif mengendalikan OPT secara
bersama di daerah potensi atau endemis serangan OPT.
3.
Mengevaluasi tindakan pengendalian OPT pada tanaman padi.
4.
Merumuskan rekomendasi pengendalian OPT Tanaman Padi.
Secara teknis di lapangan,
Gerakan Pengendalian yang biasa disebut “Gerdal” yang dianggari oleh BPTPHP
Jawa Tengah terbagi menjadi 2 yaitu dari anggaran APBD dan APBN. Berbeda penganggaran,
berbeda pula bahan pengendalian yang digunakan dan sarana alat pelindung yang
diberikan. Bahan pengendalian dibedakan menjadi 2 yaitu menggunakan kimiawi bdan
menggunakan agens hayati.
Kebetulan gerdal yang saya
datangi beserta tim BPTPHP Jawa Tengah di Kelompok Tani Rejeki, Desa Jati,
Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen anggaran bersumber dari APBD dengan OPT sasaran kresek dan patah leher. Arahan dari
BPTPHP Jawa Tengah diantaranya sebagai berikut, dalam pengendalian OPT ada dua cara yaitu pengendalian
sejak sebelum tanam (preemtif) dan pengendalian di pertanaman ketika terjadi
serangan (responsif).
Di Kelompok
Tani Rejeki pengendalian dilakukan pada
saat tanaman muda yaitu dengan dalam
upaya pengendalian OPT yang sesuai dengan prinsip-prinsip PHT, pengembangan
agens hayati dan biopestisida dalam budidaya tanaman sangat diperlukan salah
satunya menggunakan Paenibacillus
polymyxa yang mampu mengendalikan penyakit kresek. Karena efek kerja yang
ditimbulkan dari agens hayati ini butuh proses, maka aplikasi dilakukan sebelum
ada serangan.
Ketika akan mengaplikasikan sebaiknya di lakukan pengecekan tank yang untuk menyemprot,
sebelumnya digunakan untuk pestisida kimia atau tidak, karena jika tercampur
dengan pestisida kimiawi, tingkat efektivitasnya menjadi berkurang, jadi tank
nya harus dicuci dahulu. Selain itu waktu aplikasi juga harus diperhatikan,
penyemprotan efektif dilakukan pada pagi hari
atau sore hari dan perhatikan tekanan dari noozle, karena
tekanan yang tinggi dapat mengakibatkan bakteri yang ada menjadi rusak.
Diharapkan setelah adanya kegiatan gerakan pengendalian OPT padi,
anggota Kelompok Tani Rejeki menjadi terpicu kembali untuk
mengaktifkan kelompok taninya. Walaupun belum ada bantuan dari pemerintah,
kelompok tani bisa melakukan kegiatan sendiri secara swadaya. Hal ini terlihat
dari antusiasme masing-masing anggota kelompok tani dalam sesi tanya jawab
setelah kegiatan penyemprotan di lahan telah selesai.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pembaca yang ingin mengetahui lebih
dalam dunia perlindungan tanaman, apabila ada salah kata dalam penulisan, saya
mohon maaf sebesar-besarnya.
Sumber :
- Petunjuk Teknis Tanaman Pangan BPTPHP Provinsi Jawa Tengah
- Laporan Gerakan
Pengendalian dari Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Temanggung.
- Laporan Gerakan Pengendalian dari Laboratorium
Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Semarang.