"Lagi dan Lagi......Jadi Pejuang Long Distance Marriage 'LDM'


Pembuka :
Assalamualaikum Wr. Wb. Teman-teman pembaca setia….Sebelum membaca curhatan saya tentang Long Distance Marriage atau bahasa kerennya ‘LDM’ di bawah ini. Bolehlah ya sedikit pembuka dari saya …Sebenernya tulisan ini udah lumayan lama saya tulis dan saya posting di instagram saya, tepatnya tanggal 10 Mei 2019 bertepatan dengan awal bulan suci Ramadhan. Nah karena tulisan ini saya bikin pake deep heart, jadi sayang banget kalau cuman di posting di ig aja, nah sekalian aja saya masukin ke blog ini. Siapa tau pembaca ada yang sedang bernasib sama. Sama-sama jadi “Pejuang LDM” siapa tau bisa menambah sedikit motivasi buat menjalani hari-hari dengan penuh kerinduan…..hehe..Selamat membaca…….

 Ini kisahku……
Alhamdulillah udah memasuki Ramadhan hari ke-5. Flashback ke hari Minggu, sehari sebelum puasa pertama. Sore itu, pak suami mendapat pesan dari rekan kerjanya, yang minta izin tdk masuk karena ingin melewatkan hari pertama puasa bersama keluarga. Dan semua orang pastinya menginginkan itu, berkumpul bersama keluarga tidak hanya dihari pertama puasa, kalau bisa full selama ramadhan, atau bahkan bisa bersama selamanya, tanpa terpisah jarak dan waktu.

Jadi inget tahun 2018 kemarin, pertengahan tahun pak suami mendapat amanah yang mnegharuskan kita untuk LDM lagi. Yahhhh… lagi – lagi LDM. Syok pasti, karena untuk kesekian kalinya harus jauh, apalagi ditambah tugas dan tanggung jawab lebih besar bikin kita jarang ketemu. Padahal kita sudah terbiasa menjalani LDM, bahkan sejak pertama menikah. Satu hal yang bikin nyesek, kita sudah memprediksi Ramadhan tahun 2019 nggak bisa barengan.

Sering saya dan suami berfikir, ini nikmat atau istidraj. Disatu sisi kita dapat nikmat yang bahkan banyak orang impikan dan perebutkan dengan berbagai cara. Tapi Allah memberikan dengan sangat mudahnya. Di sisi lain harus mengorbankan keluarga dengan berjauhan lagi. Kenapa begitu? Ya…. Waktu bersama tidak bisa diulang kembali, moment-moment yang harusnya dilewatkan bersama menjadi hilang. Terkadang tanpa kita sadari, ada hal yang kita anggap itu nikmat, tapi ternyata yang sebenarnya terjadi adalah istidraj. Allah memberikan nikmat terus menerus dikala hamba-Nya masih suka bermaksiat, hatinya masih kotor, sholat bolong-bolong dan berbagai kemaksiatan lainnya, sampai suatu saat Allah berikan musibah yang membuatnya tersadar. Itu yang kami takutkan. Tapi bismillah….. apapun yang terjadi libatkan Allah dalam setiap episode-episode dalam kehidupan kita.

Seberapa beratkah LDM itu ???
Tergantung bagaimana pasangan itu menyikapinya, dibutuhkan pengertian dari pasangan kita dan keluarga besar. Kebetulan saya dan suami sudah LDR selama 4 tahun dan LDM selama 5 tahun.

Seringkali masalah dating bukan dari pihak keluarga dan pasangan, tetapi dari orang lain yang bukan siapa-siapa kita. Sudah hokum alam, kita yang ngelakuin, orang lain yang ngomentari.

Itu juga terjadi pada saya dan suami. Dibilang boroslah karena harus dapur 2, si cewek yang nyamperin cowoknya kayak nggak punya malu (lha kan udah suami istri, dan prinsip kami, mana yang waktunya selo ‘longgar’ gentian nyamperin) dan yang parah katanya nikah cuma buat identitas aja karena nggak serumah.

Apapun itu, Alhamdulillah bisa kami lewati dengan senyuman.

Buat yang masih LDM semangat, karena kalian nggak sendirian, masih banyak pejuang-pejuang LDM diluaran sana. Buat yang nggak atau belum pernah LDM, jangan sekali – kali nyinyirin yang LDM. Bisa jadi keadaan LDM berpindah ke kalian. Kita tidak pernah tau masa depan seperti apa, jangan sampai nyinyiran kalian berujung LDM di masa depan.

Selamat berpuasa, semoga kita mendapatkan rahmat di bulan penuh berkah ini.
Aamiin ya Rabbalálamin…

Penutup ……
Gimana man teman setelah baca curhatan ku waktu itu. Maaf apabila ada salah-salah kata atau tulisan yg bikin kalian nggak enak bacanya…
Jangan lupa koment y …
Wassalamualaikum Wr. Wb.