Pernikahan Adat Jawa - Prosesi Panggih

Diambil dari Postingan Blog Lama ku : Wedding Party Iwan & Dian (30 Juni 2012)


Ini cerita kita berdua, dan ini ruang cinta kita
Semoga ……
Kita berbeda dalam semua…
Kecuali Cinta



Guys...resepsi pernikahanku menggunakan prosesi adat jawa karena kebetulan aku dan suamiku keturunan Jawa asli. Disini aku share foto-foto dan penjelasan tentang prosesi pernikahan di adat Jawa. Sebelum resepsi aku udah ada siraman & akad nikah. Pertama, Pada awal prosesi, pengantin pria yang diiringi oleh keluarga tiba di depan gerbang rumah pengantin wanita dan pengantin wanita keluar dari kamar pengantin dengan diapit oleh dua orang tetua perempuan dan diikuti dengan orangtua dan keluarganya. 



Pengantin Pria beserta rombongan tiba di depan rumah pengantin wanita


Prosesi "Panggih"

Panggih (Jawa) berarti bertemu. Upacara Panggih termasuk melempar sirih atau balang-balangan suruh, memecah telor (dilaksanakan oleh mempelai pria) dan mencuci kaki (mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria sebagai wujud pengabdian seorang istri kepada suami).

MAKNA :
Melempar sirih atau "balangan gantal" melambangkan ikatan kejernihan pikiran. Balangan berarti ‘melempar’, sedangkan gantal berarti ‘daun sirih sudah ikat benang’. Suruh ikat benang sebagai lambang perjodohan telah teikat tali suci. selain juga melambangkan suatu perwujudan perkenalan pertama antara calon suami calon istri.


Prosesi "Sindur Binayang"

Bapak dari pengantin wanita menarik kedua mempelai dengan selendang merah yang tepiannnya berhias kain putih berlekuk – lekuk (sindur) yang dikerukupkan pada kedua lengan mempelai. Sedangkan sang ibu mendorong dari belakang.

MAKNA :
Sindur ini bermakna bahwa orangtua membimbing anaknya dalam membina rumah tangga

Prosesi "Timbang / Pangkon"
Sesampainya di pelaminan, bapak pengantin wanita memangku kedua mempelai dan ibu mempelai wanita bertanya mana yang lebih berat yang dijawab dengan jawaban sama beratnya oleh bapak. 

MAKNA :
Prosesi timbang atau pangkon ini mengisyaratkan kasih sayang pada anak dan menantu sama beratnya.

Prosesi "Tanem"

Setelah prosesi "timbang" dilaksanakan, kemudian disusul dengan prosesi "tanem", yaitu bapak pengantin wanita mendudukkan kedua mempelai di pelaminan.

MAKNA :
Bahwa orangtua telah merestui pernikahan mereka.

Prosesi "Tompo Koyo"

Tampa kaya ialah sebuah tahap pengantin pria memberikan ‘lambang harta’cara dikucurkan ke pangkuan pengantin wanita dibawah alasi kain. Tampa kaya mempunyai makna simbolik bahwa seorang pria tanggung jawab cukupi kebutuhan keluarga. ‘Lambang harta’ terdiri segala macam biji-bijian uang logam sebagai simbol rejeki melimpah. Diusahakan isi jangan sampai tercecer, 
karena tercecer melambangkan sikap boros.

Setelah prosesi "Tompo Koyo" dari pengantin pria yang diterima oleh pengantin wanita, kemudian pengantin wanita serahkan ‘lambang harta’sudah diikat ke Ibu. hal ini mempunyai makna simbolis wujud bakti seorang anak memberi apabila orang tua membutuhkan

Prosesi "Dahar Klimah / Dulang-dulangan"
Prosesi selanjutnya adalah dahar klimah atau dulang-dulangan, yaitu kedua mempelai saling menyuapi yang dilakukan sebanyak tiga kali dan dilanjutkan dengan minum air putih.

MAKNA :
Prosesi ini mengandung harapan agar kedua mempelai senantiasa rukun, saling tolong menolong serta sepenanggungan dalam menempuh hidup baru. Selain itu juga mengandung makna sebagai ungkapan saling mencintai dan saling memperhatikan pada pasangan

Lanjutan prosesi "Dahar Klimah / Dulang-dulangan", yaitu minum air putih

Prosesi "Sungkeman"

Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tua, menyembah.

MAKNA :
Mempunyai makna simbolik yaitu tanda bakti anak ke orang tua telah membesarkan hingga dewasa, permohonan anak ke orang tua supaya ampuni salah,memohon doa restu supaya dalam membina bahtera rumah tangga dapat bahagia sejahtera. Pengantin pria lepaskan keris merupakan lambang kekuatan dipakai ketika sungkeman, hal ini mempunyai makna simbolik penghormatan ke orang tua.serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan dimiliki oleh anak, maka dihadapan orangtua tidak boleh ditampakkan.

Prosesi "Sungkeman"

Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tua, menyembah.

MAKNA :
Mempunyai makna simbolik yaitu tanda bakti anak ke orang tua telah membesarkan hingga dewasa, permohonan anak ke orang tua supaya ampuni salah,memohon doa restu supaya dalam membina bahtera rumah tangga dapat bahagia sejahtera. Pengantin pria lepaskan keris merupakan lambang kekuatan dipakai ketika sungkeman, hal ini mempunyai makna simbolik penghormatan ke orang tua.serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan dimiliki oleh anak, maka dihadapan orangtua tidak boleh ditampakkan.

Prosesi "Sungkeman"

Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tua, menyembah.

MAKNA :
Mempunyai makna simbolik yaitu tanda bakti anak ke orang tua telah membesarkan hingga dewasa, permohonan anak ke orang tua supaya ampuni salah,memohon doa restu supaya dalam membina bahtera rumah tangga dapat bahagia sejahtera. Pengantin pria lepaskan keris merupakan lambang kekuatan dipakai ketika sungkeman, hal ini mempunyai makna simbolik penghormatan ke orang tua.serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan dimiliki oleh anak, maka dihadapan orangtua tidak boleh ditampakkan.




Penikahan Adat Jawa - Akad Nikah

Diambil dari Blog Lama : Akad Nikah kami

Ya Allah,
Andai Kau berkenan, limpahkanlah rasa cinta kepada kami,

Yang Kau jadikan pengikat rindu Rasulullah dan Khadijah Al Qubro
Yang Kau jadikan mata air kasih sayang
Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra
Yang Kau jadikan penghias keluarga Nabi-Mu yang suci.


Ya Allah,

Andai semua itu tak layak bagi kami,
Maka cukupkanlah permohonan kami dengan ridlo-Mu
Jadikanlah kami Suami & Istri yang saling mencintai di kala dekat,
Saling menjaga kehormatan dikala jauh,
Saling menghibur dikala duka,
Saling mengingatkan dikala bahagia,
Saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan,
Serta saling menyempurnakan dalam peribadatan.



Ya Allah,

Sempurnakanlah kebahagiaan kami
Dengan menjadikan perkawinan kami ini sebagai ibadah kepada-Mu
Dan bukti ketaatan kami kepada sunnah Rasul-Mu.















Pernikahan Adat Jawa - Prosesi Siraman

Ini adalah prosesi siraman pas acara nikahan aku yg kutulis di lbog lama ku Prosesi Siraman
Semoga bisa menjadi inspirasi semua yang baca.
Sungkeman / Pangabekten

Sebelum melakukan siraman calon pengantin melakukan sungkeman kepada Bapak dan Ibu pengantin. Acara sungkeman ini menunjukkan tanda bakti seorang anak kepada orang tua dan dan sekaligus menjadi ajang mencurahkan rasa terima kasih dan permohonan maaf dan doa restu seorang anak kepada orang tuanya.


Sungkeman / Pangabekten

Sebelum melakukan siraman calon pengantin melakukan sungkeman kepada Bapak dan Ibu pengantin. Acara sungkeman ini menunjukkan tanda bakti seorang anak kepada orang tua dan dan sekaligus menjadi ajang mencurahkan rasa terima kasih dan permohonan maaf dan doa restu seorang anak kepada orang tuanya.

Calon pengantin wanita dibimbing bapak dan ibu menuju tempat siraman

Foto dulu sebelum melakukan rangkaian prosesi siraman. Bapak ibu keliatan sedih banget, mungkin gara-gara mau ngelepas anak perempuan satu-satunya.


Kegiatan diawali dengan menyiapkan air siraman yang berasal dari 7 sumber ke dalam gentong. Sumber air siraman biasanya diambil dari masjid besar, rumah besan, rumah pini sepuh, dan rumah adat yang kemudian diaduk dengan campuran bunga.

Kegiatan diawali dengan menyiapkan air siraman yang berasal dari 7 sumber ke dalam gentong. Sumber air siraman biasanya diambil dari masjid besar, rumah besan, rumah pini sepuh, dan rumah adat yang kemudian diaduk dengan campuran bunga.

Siraman pertama kali dilakukan oleh Bapak calon pengantin dan diikuti oleh Ibu calon pengantin. Setelah Bapak Ibu selesai melakukan siraman baru ketujuh pini sepuh yang melakukan siraman. Untuk calon pengantin wanita, pini sepuh yang melakukan siraman haruslah berjenis kelamin wanita.

Disiramin sama ibu tercinta.

Disiramin sama saudaranya mbah uti dari Purworejo

Sesajen dalam acara siraman

Yang nyiramin air itu Budhe Siti, aku biasa manggil mamak Siti,, itu istrinya Pakdhe Kasim (Kakaknya Bapak)

Yang ini Bulek yah,, istrinya Om Kabul (Adeknya Ibuk)

Yang ini Bulek Sri (Adek ragilnya Bapak)

Ini Bulek Nunung (Adek nya ibuk)

Ini Bulek Yem, istrinya Om Ari (Adeknya Ibuk)

Terakhir yang nyiramin dukun mantennya. Beliau juga masih saudaranya bapak tapi beda mbah.

Dukun mantennya baik hati banget.

Bapak calon pengantin menuangkan air kendil dan memandu calon pengantin 
untuk melakukan wudhu

Pecah Kendi
Kendi yang digunakan untuk siraman diambil. Ibu pengantin perempuan atau Pameas (untuk siraman pengantin pria) atau orang yang terakhir akan memecahkan kendi dan mengatakan "Wis Pecah Pamore" - artinya sekarang sang pengantin siap untuk menikah.

Pecah Kendi
"Wis Pecah Pamore" - artinya sekarang sang pengantin siap untuk menikah

Gendhongan
Kedua orangtua pengantin perempuan menggendong anak mereka yang melambangkan "ngentaske" artinya mengentaskan seorang anak.

Dulangan Kapungkasan
Suapan terakhir calon pengantin dari orang tuanya. Calon pengantin duduk diapit orang tua.

Ngerik
Setelah acara Siraman, pengantin perempuan duduk di dalam kamarnya. Pemaes lalu mengeringkan rambutnya dan memberi pewangi di rambutnya. Rambutnya lalu disisir dan digelung atau dibentuk konde. Setelah Pemaes mengeringkan wajah dan leher sang pengantin, lalu ia mulai mendandani wajah sang pengantin. Lalu sang pengantin akan dipakaikan baju kebaya dan kain batik. Sesajian untuk upacara Ngerik pada dasarnya sama untuk acara siraman. Biasanya supaya lebih mudah sesajian untuk siraman digunakan / dimasukkan ke kamar pengantin dan dipakai untuk sesajian upacara Ngerik.

Pangkas Rikmo lan Tanam Rikmo
Acara memotong sedikit rambut pengantin perempuan dan potongan rambut tersebut ditanam di rumah belakang.

Pangkas Rikmo lan Tanam Rikmo
Acara memotong sedikit rambut pengantin perempuan dan potongan rambut tersebut ditanam di rumah belakang.